image



Wednesday, June 25, 2008
Uneg-uneg Esia dengan teori perilaku ekonomi 7:30 PM

Tarif Telepon Rp.1000,00/jam dengan Esia, Lebih Menguntungkan atau Tidak?

(Marginal Analysis antara kerugian & keuntungan yang didapat apabila menggunakan Fasilitas tarif telepon per-jam dari Esia)

“Tugas Aplikasi PEREK Tahun 2008”

Keywords: Marginal Analysis, Tarif Telepon, Esia

Esia, sebagai salah satu operator CDMA memiliki fasilitas tarif telepon Rp.1000,00/jam ke sesama pengguna Esia, namun tarif telepon ini hanya bisa didapatkan apabila pelanggan menelepon selama tidak kurang dari satu jam. Tarif ini lebih ringan bila dibandingkan menelepon selama satu jam dengan tarif normal ke sesama pengguna Esia yang senilai Rp.50,00/menit, yang akan menyebabkan kita menghabiskan total Rp.3000,00. Awalnya penawaran ini terdengar menguntungkan bagi saya sebagai pelanggan. Dengan menghabiskan pulsa prabayar Rp.1000,00 saja saya sudah dapat berbincang panjang lebar dengan teman selama satu jam. Namun, setelah beberapa bulan menggunakan fasilitas ini saya tidak lagi merasa diuntungkan. Hal ini disebabkan karena seringkali saya harus menyudahi telepon sebelum durasi telepon mencapai satu jam justru karena tidak ada lagi yang dapat saya bicarakan dengan lawan bicara saya untuk menunggu sampai satu jam. Berdasarkan kejadian yang saya alami maka saya bertanya-tanya, mengapa saya tidak lagi merasa diuntungkan dengan tarif telepon tersebut?


Saya berusaha menjelaskan kejadian yang saya alami ini berdasarkan prinsip perilaku ekonomi marginal analysis. Marginal Analysis sendiri merupakan analisis perbandingan dari perubahan yang terjadi pada setiap variabel ekonomi dalam setiap tambahan unit dari aktivitas yang kita lakukan berkaitan dengan variabel tersebut. Perubahan yang terjadi pada setiap variabel ekonomi tersebut mencakup perubahan pada marginal cost dan marginal benefit yang dimiliki oleh variable tersebut. Marginal cost adalah tambahan biaya yang kita keluarkan setiap kali kita menambah satu unit dari aktivitas yang kita lakukan yang berkaitan dengan variabel tersebut. Sedangkan marginal benefit adalah tambahan keuntungan yang kita dapatkan setiap kali kita menambah satu unit dari aktivitas yang berkaitan dengan variabel. Benefit atau keuntungan yang kita dapatkan dari melakukan tiap unit aktivitas tidak hanya berupa uang, namun dapat juga berupa unit barang, utilitas tertentu yang bermakna bagi kita, bahkan dapat berupa tingkat kepuasan yang kita dapat setiap kali kita melakukan aktivitas.


Marginal analysis mengemukakan bahwa kita sebaiknya terus meningkatkan level aktivitas yang sedang kita lakukan selama marginal benefit yang kita dapatkan dari aktivitas tersebut masih melebihi marginal cost yang kita keluarkan. Namun hal ini tidak mudah diterapkan, karena kita tidak betul-betul dapat memperkirakan perbandingan antara marginal cost dan marginal benefit dari penambahan unit aktivitas yang kita lakukan, ditambah lagi marginal benefit biasanya cenderung semakin menurun setiap kali penambahan unit dari aktivitas yang kita lakukan.


Berdasarkan prinsip marginal analysis ini saya mencoba menganalisis pengalaman saya sendiri. Dalam kejadian yang saya alami maka yang disebut sebagai marginal benefit yang saya dapatkan adalah tambahan kepuasan setiap menitnya yang saya dapatkan dari berbicara di telepon dengan teman saya selama satu jam. Sedangkan marginal cost yang saya keluarkan adalah tambahan biaya setiap menit bicara di telepon selama durasi satu jam pembicaraan. Nilai marginal benefits yang kita dapatkan biasanya cenderung untuk berkurang setiap kalinya kita menambah satu unit dari aktivitas yang sedang kita lakukan (http://sorrel.humboldt.edu/~economic/econ104/marginal/), dalam hal ini berarti kepuasan yang saya dapatkan setiap menit saya menambah durasi telepon saya. Hal ini dapat terjadi karena pada menit-menit pertama saya menelepon saya masih bersemangat dan memang ingin mengobrol, sehingga saya masih merasakan kepuasan yang maksimal, namun seiring dengan berlanjutnya durasi telepon maka saya mulai bingung mau membicarakan apa. Saat itulah marginal benefits yang saya dapatkan mulai berkurang secara bertahap, namun marginal cost yang saya keluarkan tetap sama nilainya, tentu saja perbandingan antara biaya yang saya keluarkan dengan kepuasan yang saya dapatkna menjadi tidak sebanding. Hal inilah yang membuat saya sadar bahwa sebetulnya menelepon berlama-lama dengan Esia selama satu jam penuh sebetulnya tidak sebegitu menguntungkannya.


Tambahan lain, Esia seringkali mengalami masalah dengan sinyal dimana sambungan telepon bisa terputus begitu saja di tengah-tengah pembicaraan padahal hampir mencapai satu jam. Ketika hal ini terjadi, biaya yang harusnya kita keluarkan hanya Rp.1000,00 namun justru meningkat berlipat ganda karena durasi telepon tidak mencapai satu jam, sehingga hitungan tarifnya tetap Rp.50,00/menit. Katakan sambungan telepon telah terputus ketika kita baru mencapai durasi telepon sekitar 50 menit, maka biaya yang kita keluarkan adalah 50 menit x Rp.50,00 = Rp.2.500,00. Angka tersebut jelas lebih banyak daripada Rp.1000,00 bukan? Demikian saya sampaikan uneg-uneg saya terhadap Esia, semoga bisa ditindaklanjuti, setidak-tidaknya ada perbaikan sinyal sehingga sambungan telepon tidak terputus di tengah-tengah pembicaraan telepon yang sedang berlangsung.

Daftar Pustaka

Frank, R.H. 2008. Microeconomics and Behavior Seventh Edition. New York: Mcgraw-Hill.

Labels: ,


3 comments